Tolak Penggusuran, Warga Kampung Dadap Tangerang Membabi Buta Serang Polisi!

foto tribunnews.com Andika Panduwinata
tokohterkini.blogspot.com - Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang bergejolak pada hari ini Selasa (10/5/2016). Warga secara membabi buta menyerang polisi di lokasi.

Mereka mengamuk karena petugas gabungan melayangkan Surat Peringatan Kedua (SP2) atas rencana penggusuran bangunan liar di Dadap. Aparat pun lari kejar-kejaran terlibat bentrokan dengan warga.

"Kami kejar - kajeran dengan warga di lapangan, kondisi masih belum kondusif," ungkap Kapolsek Teluk Naga, AKP Supriyanto kepada Warta Kota pada Selasa (10/5/2016).

Ribuan petugas gabungan mencoba meredam amarah warga. Petugas menembakan gas air mata ke arah warga guna menghalau aksi kericuhan ini.

Dua orang polisi mengalami luka - luka akibat bentrokan tersebut. Dua orang polisi itu terkena lemparan batu dari warga Dadap di lokasi.

"Anggota yang diserang warga dilarikan ke Puskesmas Kosambi untuk pengobatan," ujarnya.

Polisi yang luka yakni Mulya Aditya (19) memar di pergelangan tangan kanannya dan Harmoko (21) luka berdarah di bawah hidung.

Dadap Tak Terkendali, Polisi Tunggu Water Canon

Kampung Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, masih mencekam sepanjang Selasa, 10 Mei 2016. Warga yang menolak penggusuran masih berkerumun menenteng senjata tajam seperti bambu runcing dan parang.

Mereka membuat barikade di atas Jembatan Kali Perancis. Warga, baik yang tua, muda, dan anak-anak, menantang aparat yang jumlahnya tidak kalah banyak, yakni 1.000 petugas gabungan Polres Metropolitan Tangerang, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Perlawanan dilakukan dengan cara melempar batu, membakar ban, melempar bom molotov hingga menghancurkan kaca kendaraan yang terparkir di pinggir jalan. Polisi pun kemudian merangsek maju dan menembakkan gas air mata.

Kepala Polsek Teluknaga Ajun Komisaris Supriyanto, kepada Tempo, di lokasi, menyatakan aparat tetap akan memberikan surat peringatan kedua meskipun situasi tidak kondusif. �Kami menunggu water canon dari Polda Metro Jaya,� ujar Supriyanto.

Dari hasil pantauan Tempo, situasi semakin siang semakin tidak terkendali. Polisi mencoba merangsek ke arah blokade, mendekati permukiman. Terdengar berkali-kali suara tembakan ke udara dan semburan gas air mata.

Tapi sejauh ini percuma. Warga semakin beringas dengan mengibaskan senjata tajam berupa golok, parang, dan bambu runcing. Beberapa orang juga bersenjatakan bom molotov. Mereka juga melarang wartawan mendekat dan masuk ke wilayah Dadap. Deretan toko dan pabrik di sekitar Jalan Dadap langsung menutup tempat usahanya.

Penetapan surat peringatan kedua hari ini berbeda dengan SP-1 pada 29 April 2016. Saat itu surat hanya diberikan secara simbolis kepada perwakilan warga Dadap. "Hari ini kami akan langsung masuk perkampungan untuk mengawal petugas menempel SP-2 di rumah penduduk," ungkap Supriyanto.


sumber: tribunnews.com & tempo

Post a Comment

أحدث أقدم